HOMILI SABTU, 4 MARET 2023

Oleh Diakon Dion Juang, MI

Foto pribadi

Saudara-saudara terkasih, Ajaran Kristus kepada para murid-Nya, termasuk kita, hari ini sungguh sangat berat dan menantang. Dia meminta para murid-Nya untuk mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya mereka. Satu ajaran yang bertentangan dengan naluri kemanusiaan kita. Kecendrungan kemanusiaan kita adalah selalu berusaha menjaga diri dan melawan kalau ada orang memperlakukan kita secara tidak adil. Hari ini Yesus tampil menyampaikan satu ajaran baru: mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya kita. 


Pertanyaan kita:  Apakah kasih yang kita tunjukkan kepada musuh kita sama dengan kasih yang kita tunjukkan kepada orangtua dan saudara-saudari kita?  Jawabannya tidak sama. Cinta kepada orangtua dan saudara-saudari kita sudah ada sejak kita dilahirkan. Perasaan cinta kita kepada orangtua mengalir bersama darah yang berada di dalam diri kita. Karena itu, ke mana pun kita pergi atau berada entah dekat atau jauh, cinta itu tetap mengalir dalam diri kita. Sementara perintah Yesus untuk mengasihi musuh adalah cinta karena dorongan kehendak baik. 


Cinta melampaui kecenderungan alamia manusia, di mana naluri untuk membalas kejahatan dengan kejahatan dialihkan menjadi kejahatan dibalas dengan kebaikan. Cinta yang diajarkan oleh Yesus Kristus ini tidaklah mudah untuk diamalkan tetapi bukan berarti tidak mungkin tidak bisa diamalkan. Segalanya mungkin, berkat bantuan Tuhan yang sudah memberi kita contoh yang menarik, pengampunan dari salib! Cinta yang diajarkan Yesus Kristus ini kita sebut Agape. Cinta agape inilah yang sudah diamalkan oleh Yesus Kristus dalam hidup-Nya. Dia tetap mengasihi musuh-Nya yang menyalibkan Dia. Dia tetap mendoakan mereka yang memaku dan menombak Dia di kayu salib. Cinta agape ini sangat membutuhkan kekuatan kehendak yang baik dan hati yang penuh belaskasih. Tanpa kehendak baik dan hati yang penuh belaskasihan, maka cinta agape ini tidak bisa diwujudkan.


Saudara-saudara terkasih, Begitu banyak santo dan santa yang sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus ini: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”  Saya yakin kita semua masih ingat apa yang dibuat oleh Paus Yohanes Paulus Kedua sesudah ia sembuh dari sakitnya karena ditembak. Ia sendiri ke penjara menemui orang yang menembaknya. Ia mendoakan dan mengampuni penembaknya. Santu Yohanes Paulus kedua tidak menghendaki agar penembaknya itu hidup dalam kegelapan dosa. Ia menghendaki agar dia bertobat dan merobah cara hidupnya.


Saudara-saudara terkasih, Sungguh mengasihi musuh tidaklah mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Kita butuh kehendak yang sangat kuat dan hati yang penuh kasih agar orang lain bisa berubah sikap. Kita butuh bantuan Tuhan, bantuan Yesus yang sudah mengajar kita untuk menjalankan dan mengamalkan cinta agape ini. Saya percaya, berkat bantuannya dan bersama Dia kita bisa menjalankan cinta agape ini.


Marilah kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan kehendak dan cinta agape kita agar bertumbuh kembang dalam diri kita, dan semoga kita selalu sanggup mengasihi musuh dan berdoa untuk orang yang selalu menyakiti kita.

 

 


wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Arsip Blog

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook