Mungkin tidak semua orang jatuh cinta pada orang yang salah. Apalagi gaya foto modal filter tinggi membuat laki-laki tertarik pada seorang cewek idamannyan, begitupun sebaliknya. Bahkan dengan adanya filter pada kamera handphone membuat kaum laki-laki atau perempuan tidak henti-henti untuk mencari tahu hal yang baru. Mungkin hal tersebut dirasakan oleh seorang ibu guru cantik disalah satu sekolah menengah atas. Ibu guru cantik itu bernama Martina. Martina adalah seorang guru ilmu pengetahuan alam di sekolah menengah atas. Jarak lokasi sekolah dengan rumah ibu Martina lumayan jauh. Menempuh waktu empat puluh lima menit baru sampai di sekolah tempat Ia mengajar.
Baca juga Cerpen Frater Lincah Selebrasi
Waktu kuliah ibu
Martina pernah berpacaran dengan seorang laki-laki bertato di kota Makasar.
Mungkin tidak semua cewek suka dengan laki-laki bertato. Mereka berpacaran
hampir tiga tahun. Selama pacaran ibu Martina tidak pernah tahu bahwa cowoknya
itu seorang mahasiswa hukum. Tiga tahun mereka berpacaran berjalan aman aman
saja. Bahkan setiap pergi pulang ke kampus ibu Martina selalu diantar jemput oleh kekasihnya yang bertato itu. Kekasihnya sangat sederhana, penampilan
seadanya. Ya, layak gaya pereman. Ibu Martina dengan kekasihnya berasal dari
kabupaten yang sama. Kampung ibu Martina dan kampung kekasihnya sangat jauh,
membutuhkan waktu tiga sampai lima jam.
Kekasihnya itu sempat mengajak ibu Martina untuk menikah ketika selesai kuliah nanti. Ibu Martina merespon kurang baik, bahkan berakhir dengan pertengkaran yang hebat. Sebagai mahasiswa hukum, kekasihnya memberikan solusi yang baik. Tetapi, ibu Martina malah pulang ke kos sendirian, dan Ia melarang kekasihnya itu untuk mengantarnya. Tepat pukul 22.15, pesan whatsaap masuk di handphone kekasihnya.
Baca juga Konsep Cinta Erich Fromm
“Malam nana,
saya minta maaf atas segala masalah yang terjadi tadi di taman kota.
Terimakasih karena selama ini engkau selalu setia menemani setiap perjalanan
hidup saya di kota ini. Nana, saya tidak bisa balas atas jasa dan kebaikanmu
yang engkau tumpahkan kepada saya. Untuk itu nana, dari hati yang paling dalam,
saya mohon agar nana jangan mendekati saya lagi. Bukan berarti saya tidak
mencintai ite nana, tapi ijinkan saya untuk mencoba menyendiri tanpa ite nana.
Nana, kalau kita jodoh nanti, kita pasti dipertemukan kembali”.
Demikian isi pesan
whatsaap yang masuk di handphone kekasihnya. Kekasihnya pun kaget
dan menangis ketika membaca pesan tersebut. Ia pun membalas dengan penuh sedih
sambil menetes air mata di pipinya yang bebas bekas jerawat.
“Malam enu momang,
enu saya mencintai ite toe landing bora, toe landing molas, landing le dia naim
agu hae ata, agu dia gauk agu hae wa’u agu dia pandem latang aku naram. Enu
menyesal keta tu’ung laku keputusan dite ho, masalah sepele tadi membuat ite
mengakhiri hubungan yang kita jalani hampir tiga tahun. Enu momang, ai aku
naram toe nganceng paksa keputusan dite dan toe nganceng paksa ite kudut jadi
naca daku. Eme nggitu keputusan dite enu momang toe kole ma co’on laku ga. Ca
tegi daku naram enu momang, porong dapat ata rona iwo dia gauk agu hae wa’u,
dia pande agu hae ata. Jangan seperti saya, yang setiap hari hanya minum, mabuk
dan muntah. Enu momang, tiba teing sanggen di’a dite selama ho’o.
Pesan dari
kekasihnya pun masuk di nomor whatsaap ibu Martina. Ia membaca
perlahan-lahan dan mentes air mata. Setelah Ia membaca pesan tersebut, Ia
melihat empat foto bersamanya dengan kekasihnya itu bergantung rapi di dinding
kamar kos. Ia pun mengambilnya dan langsung merobeknya. Ia menagis sampai mata
bengkak. Sedangkan cowoknya itu, selalu menatap foto bersamanya dengan ibu
Martina di salah satu pantai di kota Makasar. Ia menangis. Ia pun mengambil handphonenya
dan mencoba menghubungi ibu Martin. Namun ibu Martina tidak merespon baik,
selalu menolak telepon dan kekasihnya itu. Hampir dua belas kali di telepon,
dua belas kali juga di tolak oleh ibu Martina.
Beberapa menit
kemudian, masuk pesan whatsaap di handphone kekasihnya yang kini
menjadi mantan.
“Malam nana,
tolong jangan ganggu saya lagi. Besok datang ke kos untuk ambil helm yang saya
pinjam kemarin”.
Ketika mantan kekasihnya membaca pesan tersebut, Ia tidak mau membalasnya lagi.
Keesokan harinya, tepat pukul 7.00 pagi Ia star motornya dan bergegas ke kos
mantan pacarnya, yaitu ibu Martina. Sampai di kos ibu Martina tidak ada, Ia menitipkan
helm pada tetangganya. Padahal Ia ada keluar dengan cowok lain. Mantan cowoknya
itu tidak menunggu lama, ambil helm ditetangga kos ibu Martina dan langsung balik
menuju ke kampusnya. Ia buru-buru ujian Skripsinya.
Selesai ujian
skripsi mantan cowok ibu Martina itu berfoto-foto bersama teman yang lain.
Mereka bertato juga. Ya, tatokan sebagai seni, wajar wajar saja. Ia meminta
teman temannya untuk karoke di kos miliknya, Ia sudah menyiapkan segala
fasilitas.
Seminggu kemudian,
Ibu Martina ujian skripsi. Selesai ujian skripsi, Ia story foto di whatsaap dan
facebook. Ia pun langsung foto ganti profil facebook menggunakan
foto baru yang kemarin dulu di potret oleh teman temannya. Foto tersebut sangan
estetik apalagi dengan memakai selempang bertulis “Maria Maritina Purti Sion,
S.Pd”. Tidak mau kalah mantan kekasihnya itu ganti foto sampul facebook
dengan foto baru yang memakai selempang dan bertulis “Martinus Markusi Pramuada
Singkroani, SH”.
Setelah ganti foto
sampul tersebut, ibu Martina memblokir laman facebook dan whatsaap mantan
kekasihnya itu satu menit yang lalu. Ibu Martina belum sempat melihat foto
tersebut. Yang ibu Martina tahu, bahwa mantan pacarnya itu seorang karyawan di
salah toko semen di kota Makasar. Padahal jauh dari kenyataan sebenarnya.
Tiga bulan kemudian, Ibu Martina kembali ke kampungnya. Secara tidak sengaja Ia menemukan mantan kekasihnya di pelabuhan.
Mereka sama-sama mengabaikan.
Sesampainnya di
kampung, ibu Martina diterima baik oleh orangtua dan keluarga besarnya. Seperti
biasanya, orang Manggarai kalau sudah ada yang selesai kuliah selalu ada acara caca
selek.
Setahun setelah
itu, Ibu Martina melamarkan diri disalahsatu sekola menengah atas, sebagai
tenaga pengajar. Ia langsung di terima. Sebab, sekolah tersebut sangat
membutuhkan tenaga pengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Kurang lebih
Ia tiga bulan mengajar di sekolah tersebut, Ia jatuh cinta dengan seorang guru
muda. Mungkin seumuran dengannya.
Dan cowok yang
jatuh cinta dengannya, padahal memiliki seorang kekasih, dan sebentar lagi
mereka masuk pelaminan. Ibu Martina tidak tahu sama sekali. Hubungan mereka
berjalan aman aman saja, bahkan penuh romantis. Kekasih barunya itu berjanji
untuk menikahinya dalam waktu yang dekat. Ibu Martina sangat senang mendengar
hal tersebut.
Yeah, mungkin Ibu
Martina mencintai cowok tersebut hanya karena kegirangan harta. Kebetulan cowok
tersebut anak dari seorang pengusaha kaya raya. Ibu Martina sangat mencintai cowoknya
itu, karena setiap akhir pekan jalan-jalan bersama denganya menggunakan mobil
pajero. Maklum anak dari pengusaha. Mungkin tidak semua.
Seiring berjalan
waktu, kisah cinta mereka kandas dijalan, lantaran kekasih baru ibu Martina
sangat mencintai cewek lain yang sekaya raya dengannya. Mendengar hal itu, ibu
Martina menangis dan membanting semua gelas-gelas yang ada di dapur. Bahkan periuk
diam dan tenang diatas tugu api dia tendang. Untung baik, Ia tidak membanting televisi
di ruang televisi. Mungkin Ia tahu, televisi tersebut rusak di sambar petir di
hari kemarin. Semua orang dalam rumah tidak bisa menahannya, bahkan Ia banting semua kursi dan meja dalam rumahnya. Keesokan harinya postingan-postingan facebook dan whatsaapnya seakan
mempersalahkan lelaki. Yang paling menarik postingan di facebooknya adalah
“Molas kole kaku ge nana”. Padahal Ia belum ada suami sebelumnya.
Netizen berkomentar, “banyak bersabar kakak Ibu, duda pirang masih stand by”.
Rupanya Ia menyesal karena telah memutuskan pacar pertamanya waktu Ia kuliah. Padahal mantannya itu sangat mencintainya. Yeah, menyesal kemudian tidak berguna.
"Mohon maaf bila ada kesamaan nama dari cerpen ini"