Cinta: Antara Panggilan dan Natalia

  

(sumber hipwee.com)

Kita boleh ingin memilikinya tapi orangtuanya berlutut setiap malam memohon kepada Tuhan agar anaknya menjadi seorang Imam

Mengenal seseorang dengan baik tentu membutuh waktu yang cukup lama. Apalagi seorang biarawan, tentu agak susah mendekati. Sebab, mereka adalah calon pengembala. Kita boleh ingin memilikinya tapi orangtuanya berlutut setiap malam memohon kepada Tuhan agar anaknya menjadi seorang Imam. Demikian status facebook dari seorang cewek yang bernama Natalia.

Natalia adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus Universitas. Setiap hari Ia selalu mengikuti diskusi bersama beberapa Frater di kampusnya. Awalnya Ia malu-malu berteman dengan seorang Frater, kebetulan mereka tetangga kampung.

Waktu masa SMA Natalia tidak begitu respec terhadap seorang lelaki yang sekarang jadi Frater. Padahal waktu itu, seorang lelaki tampan, badan tinggi, putih dan rambut ombak, pernah mendekati Natalia dan ingin memilikinya. Namun, Natalia tidak respec dan bahkan membuang muka dan jijik dengan lelaki itu. Mungkin karena lelaki tersebut berpakaian sederhana dan jarang mandi. Setiap hari hanya nongkrong yang tidak penting bersama temannya di bale-bale.

Natalia adalah anak dari seorang pengusaha yang kaya raya. Rumahnya tidak jauh dengan rumah lelaki itu. Setelah selesai sekolah menegah atas Natalia memilih untuk kuliah disalah satu kampus Universitas, sedangkan lelaki itu masuk biara dan ingin menjadi seorang Imam, seperti bapa kecilnya.

Lelaki itu namanya Vitalis. Setelah Ia lolos tes masuk seminari, Ia menjalani masa formasi dengan baik dan tekun berdoa. Pekerjaan utama dari Vitalis selain berdoa adalah membaca buku. Ia tergolong lelaki kutu buku. Beda jauh waktu masa SMA yang hanya tahu minum, mabuk dan muntah. Mungkin Ia sadar, bahwa kelakuannya masa SMA tidak membawanya pada kebahagiaan.

Hampir satu tahun Vitalis menjalani masa formasi dengan beberapa temannya, dan tibalah saatnya mereka mengikuti kuliah disalah satu Universitas. Kebetulan satu kampus dengan Natalian, cewek yang sekampung dengannya.

Setelah tiga tahun berkuliah di kampus Universitas tersebut Ia berkenalan dengan seorang Natalia. Padahal sebelumnya dulu Ia berjanji pada dirinya untuk tidak mau mendekati Natalia lagi. Ia tidak pantas mencintai Natalia, anak dari pengusaha kaya itu. Natalia juga berjanji untuk tidak mau bertemu dengan Vitalis yang tengil itu. Mau bagiamana lagi mereka sudah dipertemukan kembali secara tidak sengaja di halaman kampus tersebut.

Vitalis merasa berdosa dengan dirinya, karena Ia sudah berjanji untuk tidak mau bertemu dengan Natalia, begitu juga Natalia. Namun kali ini, mereka sama-sama suka dan berperasaan yang sama yaitu mencintai. Setelah Vitalis mengucap selamat bertemu kembali dengan Natalia, Ia sepontan meminta nomor whatsaap Natalia. Untung Natalia respon baik dan langsung ketik nomor whatsaapnya pada handphone android milik vitalis. Selesai papasan Natalia berpamit pulang ke kos dan Vitalis kembali ke asrama biara.

Selesai makan doa malam Vitalis kekamarnya dan mencoba memberi kabar Natalia lewat pesan whatsaap.

Selamat malam Natalia, save Vitalias, demikian pesan awal Vitalis kepada Natalia. Natalia enggan membuka pesan tersebut mungkin Ia sibuk kerja tugas yang diberikan dosen tadi. Kurang lebih dua belas menit Natalia baru balas pesan whatsaap dari Vitalis.

Malam juga Vitalis, ok Vitalis saya save nomornya. Kamu sudah makan?, demikian balasan dari Natalia. Gadis yang pernah didekati oleh Vitalis waktu SMA. Hampir tiga puluh menit mereka saling balas chattingan hingga akhirnya bertelefonan. Membahas kembali masa lalu. Natalia mengakui diri bersalah karena telah menghina dan menolak perasaan cinta dari Vitalis waktu SMA. Mereka pun saling berkiriman foto dan emot romatis yang mengundang rindu bahkan perasaan kedua insan ini menuai kembali. Saling rindu pun mulai pelan pelan muncul diatara keduanya.

Setelah seminggu mereka menjalani kisah asmara, Natalia mengundang Vitalis untuk mengikuti diskusi bersama. Awalnya Vitalis menolak undangan dari Natalia, karena tidak diijin oleh formator. Natalia pun mengirim emot menangis kepada Vitalis lewat pesan whatsaap. Vitalis tidak kehabisan ide, Ia rela lompat pagar dengan temannya pada tengah malam, demi ikut diskusi bersama dengan Natalia dan kawan-kawannya di lorong kos.

Diskusi pun mulai dengan tema “Partisipasi Politik Masyarakat Menjelang Pilkada 2024”. Tema diskusinya menarik. Diskusi ini dibawai oleh seorang pemateri cantik. Sang moderator mempersilahkan pemateri untuk duduk di kursi yang sudah disedikan oleh panitia. Vitalis dan temannya duduk dekat dengan Natalia dan kawan-kawan. Pemateri cantik memparkan materi dihadapan peserta diskusi dengan apik.

Setelah tiga puluh menit kemudian sang moderator mempersilahkan audiens untuk bertanya. Teman dari Natalia mengajukan pertanyaan dengan baik dan mudah dimengerti oleh pemateri. Pemateri pun langsung menjawab dengan jelas tanpa ada pertanyaan lanjutan. Selanjutnya pertanyaan kedua dari Natalia tentang partisipasi perempuan dalam politik. Pemateri menjawab dengan baik, tanpa ada pertanyaan lanjutan dari Natalia.

Sang moderator mengumumkan untuk isterahat sejenak. Kurang lebih sepuluh menit lamanya. Moderator meminta audiens untuk kembali ke tempat duduk yang disedikan. Pertanyaan ketiga dari Vitalis, sebagai pertanyaan terakhir dari diskusi itu. Sebelum Vitalis memberi pertanyaan Ia menjelas kembali tema diskusi itu dengan baik dan apik, membuat peserta lain diam dan kagum dengan gaya bahasanya. Pemateri pelan-pelan takut, mungkin pertanyaan dari Vitalis sulit dijawab olehnya. Rupanya benar, pertanyaan dari Vitalis tidak bisa dijawab oleh pemateri cantik itu. Akhirnya Vitalis menjawab sendiri dengan gaya dan konsep dari para filsuf yang disukainya, Aristoteles.

1.45 menit mereka berdiskusi dan berakhir dengan nyanyi bersama. Vitalis dan temannya berpamit kepada Natalia dan kawan-kawannya untuk kembali ke asrama. Apalagi mereka bolos atau lompat pagar.

Vitalis dan Natalia menjalani masa romantis hampir lima tahun. Natalia mengharap Vitalis untuk menikahinya, namun itu hanyalah sebuah mimpi. Natalia kembali tertipu oleh Vitalis. Ia berharap Vitalis harus menikahinya.

Natalia kembali kekamarnya dan mengambil sehelai kertas yang sudah disediakan diatas meja kerjanya. Ia menulis sebuah surat kepada Vitalis.

Aku terluka oleh masa lalu yang tiada berakhir.

Demikian penutup dari surat yang ditulis Natalia.

Vitalis pun tetap pegang teguh dan menjalani panggilan membiaranya dengan setia. Surat yang ditulis oleh Natalia untuknya disimpan baik persis dekat kitab suci dalam kamarnya.

Setelah Vitalis meletakkan surat tersebut Ia duduk merenung di kursi doanya dalam kamar. Tak lama, Ia menulis dalam sebuah kertas kecil, "Cinta: Antara Panggilan dan Natalia".



Aldi J // red

wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Arsip Blog

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook