Frater Lincah Selebrasi

(sumber Internet)

Maklum foto bersama dengan otak provokator gol, ehhehehe..Selesai foto Ia minta nomor whatsaap.

Lorong setapak kampung sangat ramai. Kesebelasan baris rapi menuju lapangan turnamen. Kebetulan pemain depan dengan kostum nomor punggung 7 adalah saya sendiri. Saya sangat suka nomor punggung 7. Sebelumnya saya sebagai penjaga gawang yang lincah menangkap bola dari tendangan keras kulit bundar. Namun kali ini saya mencoba sebagai otak provokator gol ke gawang lawan.

Sebelum kami menuju ke lapangan turnamen, kami adakan pemanasan agar bisa menjinak lawan dengan taktik yang sulit dibaca. Sang officail club menyuruh kami berbaris rapi dan berjalan pelan menuju lapangan turnamen. Jumlah pemainnya hanya 14 orang. Frater semua. Pada laga pertama melawan club “Pintu Surga”. Club ini cara bermainnya sangat keras tidak seperti club lain. Boleh dikatakan angkat kaki serata kepala. Keras coiiii.

Ketika saya menggocek bola gaya Ciro, seorang pemain lawan mendobrak dari belakang dan menghasilkan kartu kuning pertama baginya. Tanpa peringatan terlebih dahulu dari sang wasit. Karena itu sebuah pelanggaran, teman-teman se-team mempercayakan saya mengeksekusikan tendangan bebas. Perkiraan 7 meter dari daerah 16. Saya meletakkan baik bolanya, pokoknya persis gaya Ciro, ehheheh…Saya mendengar teriakkan dari para vans club kami, “jinakkan bola itu, kasih patah mistar gawang” yang lainnya lagi “Frater kasih jebol sa itu gawang”. Hati saya dak dik dug, semoga saya sebagai otak provokator gol pertama sebelum teman lain. Sang wasit yang memimpin pertandingan meniup pluit sebagai tendangan bebas dipersilahkan. Saya berpikir bolanya meluncur jauh diatas mistar gawang lawan, padahal bolanya masuk pada sudut bagian atas gawang, dan melahirkan gol pertama bagi team kami. Saya pun lari ke sudut lapangan dan selebrasi persis gaya Ciro sang legend All Nasar itu.

Para vans berteriak, fraterrr kapann ekkssssnya, hahahah…Biasa kalau para vans team kami itu nona nona semua, tidak heran mendengar komentar seperti itu. Habis selebrasi saya langsung ke tengah lapangan dan menempati posisi awal. Dua puluh tiga menit kemudian pertandingan babak pertama telah usai. Scor 1:0. Wasit meniup pluit sebagai tandai berakhirnya pertandingan babak pertama. Kami se-team menuju luar lapangan untuk beristrahat lima menit dan mengatur kembali strategi yang ketat. Pada babak kedua saya tetap pemain depan, sebagai otak eksekutor dan provokator gol.

Pertandingan babak kedua mulai dan wasit meniup peluit. Lima menit kemudian handsball salah satu pemain petahana team kami dan melahirkan tendangan pinalti bagi lawan. Otak eksekutor gol mereka dengan nomor punggung 7 sama seperti saya, namun kali ini dia yang sebagai otak eksekutor ini gagal mencetak gol. Berhasil di tepis oleh penjaga gawang kami dengan nomor punggung 119. Lincahannya dalam merayap untuk menangkap bola hampir sama persis dengan Bufon kiper terbaik liga Eropa. Nona nona cantik di luar lapangan masih teriak komentar yang sama “Frater kapan keluar” teriakan itu menggaung di telinga teman saya yang jauhnya 5 meter dalam garis lapangan. Persis depan nona cantik itu. Heiii nona kakak Frater akan keluar dalam bulan mendatang, jawab sang Frater dari dalam lapangan, hahahah..Frater ini ada ada aja..

Akhirnya pertandingan selesai dengan scor 1:0. Club Pintu Surga berhasil digeser jauh dari pertandingan selanjunta. Mereka gagal dan tidak lolos delapan besar.

Setelah pertandingan kami berkumpulan di depan rumah seorang warga. Kami bergoyang bersama dengan para vans kami di kampung itu. Yang lain lagi asyik duduk dan membuka sepatu bola, yang lain lagi sedang menyapa para penonton yang pulang.

Salah satu nona muncul dari arah dapur dan membawa air dingin bercampur extrajos. Nona cantik itu mempersilahkan saya mengambil gelas yang di pegang olehnya. Setelah saya minum, Ia mendekati dan duduk, persis di samping saya. Minta foto bersama. Maklum foto bersama dengan otak provokator gol, ehhehehe..Selesai foto Ia minta nomor whatsaap.

Tepat pukul 20.00, handphone saya berbunyi tanda ada pesan masuk. Malam kakak frater, demikian kalimat dari pesan tersebut. Saya tidak menjawab dan mengabaikan. Lima menit kemudian, pesan masuk lagi. Frater kapan keluar? Saya pun tersenyum dan handphone mati sendiri akibat arus habis..

 

Ini bukan cerita sebenarnya



Aldi J // red

wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Arsip Blog

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook