CINTA: Perjalanan Tak Berujung

Oleh Nanto Fabian  
Editor Aldi J
(Foto pribadi)

Jika kita tidak berusaha setiap hari untuk memelihara cinta, Cepat atau lambat cinta itu perlahan menuju kematian.

    Bagaimana kita mengenal cinta yg demikian rumit dan barangkali tak habis terdefinisi dalam satu kalimat panjang hingga sebuah paragraf utuh. Definisi cinta dari para filsuf dari kekal hingga kekal tak mampu menjawab secara utuh. Indikator benar-salah mengenai definisi cinta tak ada. Nyatanya, kita punya pandangan sendiri-sendiri mengenai cinta. Mengapa demikian? Barangkali, yang Empunya Cinta membiarkannya tersamar untuk menjadikan itu sebagai pergulatan batin manusia, membiarkan pergulatan panjang itu dalam perkara hidup dan batinnya yang terus meronta ingin menyatakan cinta. Lantas, apakah kita sudah mengenal secara utuh tentang cinta itu? Kita terus bertanya pada diri  sendiri, apakah kita telah menyatakan cinta dengan baik dan benar, atau malah sesebaliknya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul dalam ingatan kita, lagi, lagi dan lagi tanpa ampun.


    Rupa-rupa bentuk cinta masuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari, lantas tidak sepenuhnya memuaskan dahaga kita mengenai cinta. Perasaan tidak puas terus meraba-raba dalam sanubari mendorong kita terus mencinta tak peduli seberapa pahit dan sulit perjalanan yang telah dilalui.


    Sebagaimana pernyataan di awal saya tadi, bahwa definisi cinta itu mahaluas dan saya tidak ingin memposisikan diri sebagai yg paling benar, paling mengerti, paling tahu segalanya mengenai cinta. Bukan. (Siapalah saya orang berdosa dan lemah ini..he...he...he). Yang pasti bahwa saya adalah insan yang terus berusaha mencari cinta sebagai hasrat terdalam hidup saya. Untuk itu saya perlu mengkerucutkan pembahasan saya yang tak tahu malu ini dan mungkin tak ada faedahnya bagi kamu. Ya kamu. Bila dirasa demikan, biarlah ini berlalu dari padamu.


    Mari kita masuk ke dalam prahara kisah cinta kita Sendiri. Saya percaya, percikan-percikan cinta telah masuk ke dalam hidup kita. Merasakan cinta atau menaruh cinta, gagal mencintai atau merasa dicintai, jatuh bangun lagi.


    Merasakan indahnya jatuh cinta membuat kita tak mau berhenti mencinta. Walau harus jatuh dalam kesalahan yang sama. Kekhawatiran-kekhawatiran kecil seperti patah hati, diputus pasangan, ditolak atau hal-hal yang tidak pernah kita duga mendorong kita untuk lebih berhati-hati agar tidak jatuh ke kesalahan yang sama. Tidak ada yang benar-benar menginginkan kegagalan, bukan? Jadi, kita perlu belajar dari yang pertama atau yang ke sekian bagi yang sering gagal.


    Nah... kekhawatiran kecil yang muncul dalam kehidupan sehari-hari itu diperlukan untuk belajar dan lebih dari itu ialah untuk menciptakan rasa aman dan tenang. Pengalaman kegagalan sebagai pelindung untuk melindungi kita dari luka dan memaksa kita untuk bangkit, untuk melanjutkan apa pun yang terjadi. Berharap cinta sejati itu ada dan datang menghampiri kita. Hari- hari berlalu dan kita mulai merasa putus asa, hilang harapan dan mencoba meyakinkan diri bahwa mimpi itu tidak akan datang dan lebih baik menyesuaikan diri dengan kenyataan. Lalu, kita berusaha dari awal lagi, kepada yang satu kemudian kepada yang lain lagi. Dan akhirnya tanpa kita sadari menemukan diri terjun ke hal yang sama lagi. Gagal lagi. Kita jatuh ke kesalahan yang sama lagi.


    Lantas bertanya, apakah cinta sejati itu ada?


    Berhadapan dengan kenyataan pahit yang lalu, kita harus ingat bahwa “hidup adalah perjalanan tanpa pulang, kalaupun tersesat itu resiko”. Kita tidak bisa memutar ulang waktu, Yang perlu ialah menghadapinya bukan jadi pecundang. Kita masih ada waktu untuk berbenah dan memperbaikinya.


    Ingat, kita masih muda atau pernah muda. Kita berani mengambil resiko untuk mencintai lagi dan untuk hidup dengan cara yang berbeda. Kita pernah mengira telah menemukan cinta sejati dan itu akan menjadi tempat terakhir pelabuhan cinta kita. Tak pernah kita menduga bahwa itu salah.


    Jika kita tidak berusaha setiap hari untuk memelihara cinta. Cepat atau lambat cinta itu perlahan menuju kematian. Cinta yang berhasil melewati beberapa lika-liku menjadi kejutan tak terduga dan menjadi kekuatan tak terduga pula yang mengubah selamanya. Namun sayangnya kita tidak sadar telah menemukannya sampai kita kehilangan dia.


    Cinta sejati hanya muncul sekali seumur hidup. Bagaimana kita tahu jika kita benar- benar menemukannya? Satu-satunya jawaban untuk pertanyaan ini ialah ada di dalam hati kita. Tutup saja matamu, lalu dengarkan dia!!!!


    Terkahir, dari hati yang paling dalam saya menyatakan dengan ini bahwa saya pernah gagal, mencoba lagi dan lagi. Hingga akhirnya berani mengambil keputusan untuk memilih jalan lain.


    Untuk kamu yang membuat saya jatuh cinta berkali-kali  "Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku." (Filemon 1:4)


 

 

 

wartatulis

wartatulis

5 تعليقات

  1. Keren AA....saya fokus sekali di kalimat terakhir🤣🤣🤣🤣

    ردحذف
  2. Ingat, mungkin cinta sejati itu sudah bersama kita sekarang. Rawatlah cintamu sebelum sesal itu tiba.😄

    ردحذف
أحدث أقدم

Slider

Arsip Blog

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook