MENANTU KREDIT

 

Oleh Maria Flaviana Naida
Editor Aldi J.
(Foto pribadi)
Aku mendengar isu dari teman-teman sekosku kalau dia sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang janda anak satu.

    Namaku Cihiciliah Mafanah Putri Naban, usiaku dua puluh tahun. Aku seorang putri tunggal yang hidup dibawah aturan orangtuaku. Ayahku sudah meninggal dunia. Dia adalah seorang kepala keluarga yang cukup keras.

    Menjadi seorang putri tunggal bukanlah suatu kebanggaan, melainkan sebuah penderitan. Selama Aku hidup bersama Ibuku segala sesuatu diatur mulai dari caraku berpakaian hingga dengan siapa Aku berteman. Begitu banyak luka yang Aku alami, yeah bagaimana lagi, begitulah hidup. Ada susah dan ada senang.  

    Waktu itu tahun 2018, masa dimana Aku mengenal dunia kebebasan, ibarat lepas dari penjajahan. Aku pun merasa merdeka. Saat itu Aku belajar hidup mandiri, besar tekad dalam diri untuk merantau demi mimpi yang masih menghatuiku agar kelak Aku bahagia dan bijaksana.

    Makasar adalah tempat dimana Aku memulai semua yang diimpikan dengan bermodal ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA). Di situlah Aku memulai hal yang menurutku baru dan siap untuk memulai. Sekitar sebulan lamanya bekerja, Aku pun bertemu dengan seorang pria yang tampan, gagah dan baik hati. Johan, itulah namanya. Dia  pekerja keras dan juga seorang putra tunggal. Aku denganya sama-sama tunggal. Sebulan kenalan akhirnya kami memutuskan untuk tinggal bersama seperti suami istri. Dia pun memperkenalkan Aku pada orangtuanya serta semua keluarga yang ada di kampung halaman.

    Aku pun diterima baik. Setiap hari orangtua dari suamiku Johan selalu memberi kabar. Pada suatu hari mereka menelpon dan menyuruh kami pulang untuk urus adat. Ini adalah kabar gembira bagi suamiku, mukanya kelihatan senang kegirangan. Itu semua berbanding terbalik dengan keadaanku. Aku merasa salah dengan semua itu, hingga dalam hatiku berkata “Tuhan beri Aku jawaban atas semua ini”. Saat itu suamiku bertanya ”sayang apakah kamu keberatan kalau kita pulang ke kampung? Aku pun diam seribu bahasa. Ia pun menatapku dengan penuh harapan agar aku bersedia pulang bersamanya.

    Ke-esokan harinya, Ia pergi membeli tiket tanpa sepengetahuanku. Aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dua hari kemudian kami pulang ke kampung sang suami. Langkah kakiku berat, hingga menangis tak sanggup meninggalkan kota Makasar.

    Singkat cerita, sampai di kampung sang suami, kami diterima dengan baik,  dan diterima secara adat oleh keluarganya. Saat itu ibu mertuaku tidak ada di rumah, dalam hati aku berkata ”Tuhan apakah ini pertanda buruk? kenapa ibu mertuaku tidak ada di rumah disaat-saat seperti ini?” Pertanyaan ini muncul pada pikiranku seketika. Dua hari kemudian ibu mertuaku muncul dari arah Utara. Pantasan Ia tidak ada waktu kami datang, ternyata ke kampungnya. Saat ibu mertuaku pulang,  Aku menyambutnya di pintu masuk rumah dengan penuh senyum.

    Beberapa bulan kemudian Aku di rumah suamiku baik-baik saja. Dua bulan setelah itu  kebahagianku berubah seketika, seperti kehidupan di neraka. Aku menderita. Segala sesuatu yang Aku lakukan selalu saja salah dimata mertuaku, bahkan namaku selalu diceritakan disana-sini. Ibarat berkoarnya janji para politisi yang tak kunjung terealisasi. Bahkan mertuaku membujuk suamiku untuk jangan betah di rumah. Lebih perihnya lagi, Ia mertua mengambil semua uang hasil kerja suamiku. Tak tahu aku makan apa besok. Statusku sebagai seorang isteri dan menantu dikeluarga itu hanya sekedar untuk diketahui oleh tetangga.

    Aku tidak peduli. Terkadang Aku menangis seorang diri di kamar. Pada suatu hari tanpa sengaja Aku mendengar cerita dari tetangga, aku dijuluki sebagai ”MENANTU KREDIT”. Dalam hati aku berkata, “setega inikah mertuaku?” Tuhan berikan Aku jalan untuk jauh dari penderitaan ini. Setelah mengetahui semuanya itu, Aku diam tak bicara satu katapun kepada suamiku. Ketika suamiku melihatku sedih, Iya pun bertanya ”sayang ada apa dengan dirimu? Kok kamu diam dan sedih? Aku tidak menghirau ucapan suamiku. Aku diam.  

    Pada saat sebelum tidur malam, Aku menangis dan memohon kepada suami untuk pindah dari rumah mertua. Aku tidak sanggup hidup bersama Mak Lampir. Suamiku kelihatan bingung, apa yang terjadi. Dia pun hanya diam sambil menatap ke langit-langit kamar. Ke-esokan harinya Aku minta izin ke suami untuk pulang ke rumah orangtuaku. Sampai di rumah orangtuaku, Aku mencerita semua apa yang terjadi dalam rumah tanggaku. Setelah Aku menceritakan semua, sang ibu meratapku dan menyuruhku untuk pergi kuliah.  

    Satu Minggu setelah itu, Aku kembali ke rumah suamiku, dan dijemput olehnya. Tepat pada sore hari. Sampai di rumah sang suami, Aku menceritakan kepada suamiku untuk menyampaikan pesan dari Ibuku tadi.

    Sayang Aku mau ngomong sesuatu”.

    Kamu mau ngomong apa, omong saja tidak usah malu, jawabnya singkat.

    Sayang, Ibuku menyuruh untuk kuliah, kamu setuju nggak?” tanyaku lanjut.

    Aku sih setuju-setuju aja. tapi biayanya dari mana? kamu mau aku merantau untuk biaya kuliah kamu? Jawab suamiku penuh sedih

    Iya enggak apa-apa. Jawabku singkat, dan menetes air mata pada pipiku yang bebas jerawat.

    Akhirnya pun kami bersepakat. Aku pergi kuliah, suamiku pergi merantau untuk mencari dana pembiayaan kuliahku.

    Tepatnya pada bulan September Aku pun kembali ke Makasar dan siap untuk kuliah. Tak berselang lama, suami ku datang ke Makasar dan mencari pekerjaan. Setelah Aku pulang kuliah, suamiku meminta kepadaku untuk merantau di Kalimantan. Aku pun meng-iya-kan permintaanya. Seminggu kemudian, Aku mengantarnya di pelabuhan, tepat pukul tiga subuh.

    Tiga bulan lamanya, dia hilang kabar. Aku mendengar isu dari teman-teman sekosku kalau dia sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang janda anak satu. Kebetualan janda itu sahabat lamaku. Saking penasaran, Aku pun bertanya langsung pada suamiku. Setelah berbicara panjang lebar dengannya, ternyata benar dia sedang menjalin hubungan asmara dengan perempuan itu.

    Setahun berlalu, akhirnya mantan suamiku itu menikah dengan perempuan itu dan dikaruniai seorang putri cantik.

 

wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook