Aku masih ingat waktu itu tanggal 28 Maret 2025, ketika naik pesawat untuk pertama kalinya dari Labuan Bajo ke Bali Denpasar. Aku sangat bersemangat dan tidak sabar untuk merasakan sensasi terbang.
Aku memutuskan untuk memakai sandal jepit Swalow, bukan sepatu seperti para pejabat atau penumpang lain yang biasanya naik pesawat. Aku pikir, mengapa tidak? Aku hanya ingin merasakan kenyamanan dan kebebasan saat terbang.
Saat aku tiba di bandara Labuan Bajo, aku melihat pemandangan yang indah dari pulau-pulau kecil yang terletak di sekitar bandara. Aku merasa sangat bahagia dan tidak sabar untuk naik pesawat.
Saat aku naik ke pesawat, aku melihat beberapa orang yang memandang ku dengan heran karena aku memakai sandal jepit Swalow. Tapi, aku tidak peduli. Aku hanya ingin menikmati perjalanan dan merasakan kenyamanan.
Saat pesawat take off, aku merasa sangat bahagia. Aku melihat pemandangan yang indah dari jendela pesawat, yaitu pulau-pulau kecil yang terletak di sekitar Labuan Bajo.
Saat pesawat terbang di atas laut, aku merasa sangat takjub dengan keindahan alam. Melihat ombak laut yang bergulung-gulung dan kapal-kapal yang berlayar di laut.
Saat pesawat mendarat di bandara Ngurah Rai, Bali Denpasar, aku merasa sangat lega. Aku berhasil menikmati perjalanan dan merasakan kenyamanan, meskipun aku memakai sandal jepit Swalow.
Aku belajar bahwa tidak ada yang salah dengan memakai sandal jepit Swalow saat naik pesawat. Yang penting adalah merasa nyaman dan bahagia. Dan akan terus memakai sandal jepit Swalow saat naik pesawat, karena aku merasa bahwa itu adalah pilihan yang tepat untuk aku. Jangan ikuti kata orang lain.
Aldy
Editor || Redaksi
Tags
CERPEN