Aku masih ingat hari itu, ketika aku pertama kali bertemu dengan Frater di halaman gereja. Aku sedang menghadiri misa hari Minggu, dan Frater sedang berjalan-jalan di halaman gereja.
Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, tapi ada sesuatu yang membuatku terpesona olehnya. Mungkin itu karena senyumnya yang manis, atau gaya bicaranya yang membuatku merasa seperti aku sedang terjebak dalam lautan.
Aku tidak berani untuk mendekatinya, tapi aku tidak bisa berhenti memperhatikannya. Aku melihatnya berbicara dengan beberapa orang, dan aku melihatnya tertawa dengan gembira.
Setelah misa selesai, aku berjalan keluar dari gereja dan melihat Frater sedang berdiri di dekat pintu gereja. Aku tidak berani untuk mendekatinya, tapi aku tidak bisa berhenti memperhatikannya.
Tiba-tiba, Frater melihatku dan tersenyum. Aku merasa seperti aku sedang terjebak dalam lautan lagi, dan aku tidak bisa berhenti memandangnya.
"Selamat pagi," katanya dengan senyum.
Aku terkejut dan tidak bisa menjawab. Tapi, Frater tidak mempermasalahkannya dan terus berbicara dengan aku. Kami berbicara tentang banyak hal, dari gereja, tulisan, hingga musik.
Aku tidak pernah merasa begitu bahagia sebelumnya. Aku merasa seperti aku telah menemukan teman sejati.
Dan sejak hari itu, aku dan Frater menjadi sangat dekat. Kami berdua sering berbicara tentang banyak hal, dan kami berdua sering menghabiskan waktu bersama-sama.
Aku sangat bersyukur telah menemukan Frater di halaman gereja. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan menemukan cinta sejati di tempat yang paling tidak terduga, tapi aku sangat bersyukur bahwa aku telah menemukannya.
Aldy
Editor || Redaksi
Tags
CERPEN
