Aku masih ingat hari-hari itu, ketika aku dan Revena masih bersekolah di SMA yang sama. Aku kelas 3, sedangkan dia masih kelas 1. Kami berdua tidak pernah berpikir bahwa suatu hari nanti, kami akan menjadi bagian dari kehidupan masing-masing.
Revena adalah gadis yang cantik dan ceria. Dia memiliki senyum yang manis dan mata yang tajam. Aku masih ingat bagaimana aku terpesona oleh kecantikannya ketika pertama kali bertemu dengannya di sebuah organisasi lokal.
Kami berdua mulai mengenal satu sama lain, dan aku menyadari bahwa kami memiliki banyak kesamaan. Kami berdua suka membaca buku, menonton film, dan mendengarkan musik. Aku merasa seperti aku telah menemukan sahabat sejati.
Tapi, aku tidak pernah menyangka bahwa perasaanku terhadap Revena lebih dari sekadar persahabatan. Aku merasa seperti aku telah jatuh cinta padanya, tapi aku tidak berani mengungkapkannya karena aku takut kehilangan persahabatan kami.
Setelah aku lulus dari SMA, aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di sebuah universitas yang jauh dari kota kami. Aku harus meninggalkan Revena dan kehidupan kami di SMA.
Aku masih ingat bagaimana aku merasa sedih ketika harus berpisah dengan Revena. Aku tidak tahu kapan aku akan bertemu dengannya lagi. Tapi, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan selalu mengingatnya dan menunggu hari di mana kami dapat bertemu kembali.
Tahun-tahun berlalu, dan aku tidak pernah mendengar kabar dari Revena. Aku merasa seperti aku telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Tapi, aku tidak pernah menyerah. Aku terus berharap bahwa suatu hari nanti, aku akan bertemu dengan Revena lagi dan memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaan kami satu sama lain.
Dan kemudian, suatu hari, aku menerima pesan dari Revena. "Halo, Rudi," katanya. "Aku rindu kamu."
*Aku masih tidak percaya bahwa Revena telah menghubungiku setelah sekian lama. Aku merasa seperti aku telah terlempar kembali ke masa lalu, ketika kami masih bersekolah di SMA yang sama.
"Revena, apa kabar?" aku bertanya, mencoba untuk menghilangkan rasa gugupku.
"Aku baik, Rudi," jawabnya. "Aku hanya sedikit rindu."
Aku merasa seperti aku telah terkena petir. Aku tidak percaya bahwa Revena masih merindukanku setelah sekian lama.
"Rindu?" aku bertanya, mencoba untuk memastikan.
"Iya, Rudi," jawabnya. "Aku selalu merindukan kamu."
Aku merasa seperti aku telah menemukan sesuatu yang sangat berharga. Aku menyadari bahwa Revena masih memiliki perasaan yang sama terhadapku.
"Revena, aku juga merindukan kamu," aku mengaku, mencoba untuk menjadi jujur.
Revena diam sejenak, sebelum menjawab.
"Rudi, aku ingin bertemu dengan kamu," katanya.
Aku merasa seperti aku telah terbang ke awan. Aku tidak percaya bahwa Revena ingin bertemu dengan aku lagi.
"Kapan?" aku bertanya, mencoba untuk memastikan.
"Minggu depan," jawabnya. "Aku akan ke kota kamu."
Aku merasa seperti aku telah menemukan sesuatu yang sangat berharga. Aku menyadari bahwa aku akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Revena lagi dan memulai kembali.
"Tunggu aku," aku mengatakan, mencoba untuk menjadi sabar.
"Baik, Rudi," jawabnya. "Aku akan menunggu kamu."
Aku merasa seperti aku telah menemukan sesuatu yang sangat berharga. Aku menyadari bahwa aku akan memiliki kesempatan untuk memulai kembali dengan Revena dan membuat kehidupan kami menjadi lebih baik........
------part 2------ masih dalam antrian
Aldo Corason
Editor || Redaksi
Tags
CERPEN