Cerpen "Frater Eks Seminari: Menyesal Kemudian Tidak Berguna"


Aku masih ingat waktu itu, ketika aku memutuskan untuk meninggalkan seminari. Tempat nyaman belajar, berdoa dan berdiskusi. Aku telah menjadi frater selama beberapa tahun, tapi aku mulai merasa bahwa aku tidak lagi memiliki panggilan untuk menjadi imam.

Aku duduk di pondok merenung sejenak dan merasakan bahwa aku telah membuat keputusan yang salah, aku bingung dan mulai merasa menyesal. Tidak tahu apa yang aku ingin lakukan dengan hidupku, dan merasa bahwa aku tidak lagi memiliki tujuan.

Keesokkannya aku meninggalkan seminari, mulai merasa bahwa aku tidak berguna lagi. Aku tidak memiliki pekerjaan, dan tidak memiliki tujuan. Mengambang begitu saja. Hanya merasa bahwa aku adalah orang yang gagal.

Aku mulai merasa bahwa aku telah membuat keputusan yang salah, dan mulai merasa menyesal. Menyesal kemudian tidak beeguna, semua sudah sia-sia. Aku tidak tahu apa yang aku ingin lakukan dengan hidupku, dan merasa bahwa aku tidak lagi memiliki tujuan.
Suatu hari, aku bertemu dengan seorang teman lama yang masih menjadi Frater. Aku merasa bahwa aku telah gagal, dan aku merasa bahwa aku tidak lagi memiliki tujuan.

Tapi, teman aku itu memberitahu bahwa aku tidak gagal. Aku hanya memiliki panggilan yang berbeda, dan harus menemukan apa yang ingin lakukan dengan hidupku.

"Aku tidak bisa menjadi imam," kataku. "Aku tidak memiliki panggilan untuk itu."

"Tapi, kamu memiliki panggilan lain," katanya. "Kamu hanya perlu menemukannya."

Aku merasa bahwa aku telah mendapatkan jawaban yang aku cari. Aku tidak gagal, dan aku tidak tidak berguna. Aku hanya memiliki panggilan yang berbeda, dan aku harus menemukan apa yang aku ingin lakukan dengan hidupku.

Dan sejak hari itu, aku mulai merasa bahwa aku memiliki tujuan lagi, bangkit kembali dari sebuah keterpurukan. Mulai mencari pekerjaan, dan aku mulai menemukan apa yang aku ingin lakukan dengan hidupku.

Tidak lagi merasa bahwa aku tidak berguna. Aku merasa bahwa aku memiliki tujuan, dan merasa bahwa dapat melakukan sesuatu yang berguna dengan hidupku.

Aku mulai bekerja sebagai guru di sebuah sekolah, dan merasa telah menemukan panggilan baru. Dan merasa bahwa aku dapat membantu anak-anak lain untuk menemukan tujuan mereka.

Dan sekarang, aku telah menemukan kebahagiaan menjadi seorang guru. Tujuan hidup sudah terarah dan dapat melakukan sesuatu yang berguna dengan hidupku.


Aldy
Editor || Redaksi 

wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook