Saya masih ingat saat pertama kali saya menginjakkan kaki di SDK To'e Loha sebagai guru agama katolik. Saya merasa sangat bersemangat dan antusias untuk memulai pekerjaan saya dalam mengajar anak-anak kelas 1 sampai kelas 6 tentang agama katolik.
Suatu hari, saat saya sedang mengajar anak-anak tentang pentingnya kasih dan pengampunan, salah satu anak didik saya yang bernama Anastasia mengangkat tangan dan bertanya, "Pak Guru, apa itu kasih?"
Saya tersenyum dan menjawab, "Kasih adalah perasaan cinta dan kepedulian yang kita berikan kepada orang lain, tanpa mengharapkan imbalan apa pun."
Anastasia kemudian bertanya lagi, "Pak Guru, bagaimana cara kita menunjukkan kasih kepada orang lain?"
Saya menjawab, "Kita dapat menunjukkan kasih kepada orang lain dengan cara berbagi, membantu, dan mendengarkan mereka."
Anak-anak lainnya kemudian ikut-ikutan bertanya dan berdiskusi tentang kasih dan pengampunan. Saya merasa sangat bahagia melihat anak-anak didik saya yang bersemangat dan ingin tahu tentang nilai-nilai agama katolik.
Setelah pelajaran selesai, saya meminta anak-anak untuk membuat proyek tentang kasih dan pengampunan. Mereka dapat membuat gambar, menulis cerita, atau membuat puisi tentang tema tersebut.
Hasil proyek mereka sangat mengagumkan! Mereka membuat gambar-gambar yang indah, menulis cerita-cerita yang menyentuh hati, dan membuat puisi-puisi yang penuh makna.
Saya merasa sangat bangga dengan anak-anak didik saya yang telah menunjukkan kemampuan dan kreativitas mereka. Saya juga merasa sangat berterima kasih kepada mereka karena telah membuat saya merasa bahagia dan bangga sebagai guru.
Pengalaman ini membuat saya menyadari bahwa mengajar tidak hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga tentang membantu anak-anak memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang penting dalam hidup.
Penulis || Aldi Jemadut
Editor || Redaksi
Tags
Cerita Inspiratif