Penulis : Aldi Jemadut.
Dalam buku "Meng-istrahat-kan Rindu" begitu banyak wejangan romantis, menghipnotis para pembaca. Ini sangat seru rupanya.
Di meja belajar ku telah tersedia segelas kopi dan sebungkus rokok SAGA. Sembari menikmati segelas kopi dan sebatang rokok dengan semburan asap mengepul ke langit-langit rumah. Aku bangkit berdiri mengambil salah satu buku di rak buku. Buku Meng-istrahat-kan Rindu, itu judulnya. Bukunya sangat menarik. Ingatan tentang kita yang tak lagi bersama.
Pada sampul belakang buku tersebut, tertulis demikian, “Pada kisah yang telah kita ukir lalu berakhir, kamu masih menjadi satu-satunya yang membuatku khawatir”.
Lagi asyik baca buku tersebut, tiba-tiba hujan lebat turun berselingan petir, padahal waktu masih pagi. Aku tetap berlambak dalam kamar, persis dekat pintu sambil menulis Cerpen dan dihibur oleh bunyian musik nostalgia dari handphone android.
Hujan diluar rumah pun tidak berhenti. Kadang aku bertanya, apakah hujan diluar mengajak para jomblo untuk bertunangan? Ataukah menyendiri lebih baik, ketimbang berdua yang kelak melukai?
Rupanya pertanyaan dramaku tidak didengar oleh sang pencipta.
Hujan malah tambah lebat, bahkan air hujan tergenang dalam rumah. Mungkin Tuhan tidak serius mendengar keluhku. Karena aku selalu lelucon dengan-Nya. Aaaahhhh biar sudah. Silahkan turun terus hujannya Tuhan. Ungkapku dengan nada penyesalan.
Hampir setengah jam aku menulis tak ada satu pun Cerpen terselesaikan. Pikiran semakin tidak menyengap, hujan diluar rumah semakin lebat.
Aroma secangkir kopi diatas meja pelan-pelan sirna ditelan angin yang menerobos dinding kamar. Rokok satu bungkus juga habis. Genaplah penderitaanku bulan ini. Saking malas, aku kembali berbaring menikmati kasur yang empuk, ditutupi selimut. Tidak lupa menerabas handphone diatas meja belajar. Langsung buka facebook. Aku melihat diberanda facebook, orang ramai-ramai memposting harga beras yang kian melonjak. Bahkan sampai berdebat digroup.
Ku tengok beranda facebook penuh dengan postingan film Manggarai terbaru "rombo rona data". Tidak tahu itu episode keberapa. Entahlah.
Lagi asyik menghayal berjumpa dengan cewek cantik di tepian pantai, tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Aku pun bangkit berdiri dan tengok dari arah tirai jendela. Ohhh padahal itu mantan pertama ku. Aku pun membuka pintu dan mempersilahkan Ia masuk.
Catatan: lanjutan di part II
Editor || Redaksi
Tags
CERPEN