REFLEKSI: RP. CYRELUS SUPARMAN ANDI, MI
Editor Aldi Jemadut
Hari ini kita merayakan Hari Rabu Abu, yang menandai awal dari masa Pra-Paskah. Selama masa ini, kita mempersiapkan diri untuk menyambut perayaan Paskah Kristus. Karena itu kita diharapkan untuk memperdalam penghayatan iman kita dengan semangat puasa dan pantang, amal kasih, tobat, dan doa. Praktek-praktek ini membantu kita untuk menyucikan diri kita agar layak merayakan Paskah kelak dengan hati yang murni.
Namun demikian, pernahkan kita berpikir bahwa masa Pra-paskah dengan berbagai praktek imannya bisa membantu meningkatkan kualitas kesehatan kita? Hal ini penting sekali untuk kita renungkan dan hayati demi kebaikan kita sendiri.
Pertama, praktek puasa dan pantang membantu kita untuk mengontrol diri dalam hal makan-minum. Biasanya, kita diajak untuk berpantang makanan dan minumam yang paling kita sukai. Demikian juga dengan puasa; kita diajak untuk mengurangi porsi makan atau minuman kita. Pada hari puasa dan pantang wajib, umumnya kita diajak untuk makan kenyang sekali sehari, dan setengah kenyang dua kali. Ini praktek standard. Namun demikian, kita bisa melakukannya lebih dari hari-hari pantang dan puasa wajib (pada hari Rabu Abu, Jumat Agung dan/atau tiap hari Jumat selama masa Prapaskah). Kita pun bisa melakukannya tiap hari. Semangat dibalik puasa dan pantang ini adalah pengendalian diri dan pengorbanan diri kita sebagai bentuk partisipasi kita dalam penderitaan Kristus. Dengan rutin berpuasa dan berpantang, sebenarnya kita sedang menjalankan program "diet" agar meningkatkan kualitas kesehatan fisik kita. Program diet ini memiliki nilai spiritual yang tinggi. Jika kita perhatikan dan hayati semangat puasa dan pantang ini dengan serius, maka akan mendatangkan kesehatan fisik bagi kita juga. Misalnya, mengurangi makanan-minuman enak dapat mencegah atai mengurangi berbagai macam penyakit dalam tubuh kita.
Kedua, Amal kasih. Jika kita mengurangi porsi makan minum kita, maka dengan sendirinya bujet/biaya pengeluaran untuk makan minum kita akan lebih hemat. Maka, sisa dari anggaran makan minum itu bisa digunakan untuk kegiatan Amal kasih kita. Dari perbuatan-perbuatan amal kita, ada rasa kebahagiaan bathin tersendiri jika kita melakukannya dengan tulus ikhlas. Tuhan berkenan kepada orang yang beramal dengan sukacita. Dan entah kita sadar atau tidak, sesungguhnya kebahagiaan atau sukacita yang didapat dari "berbuat baik" akan mempengaruhi imun tubuh kita, dan dengan sendirinya meningkatkan kualitas kesehatan kita.
Ketiga, Tobat. Pertobatan adalah hal yang sangat penting dihayati selama masa Prapaskah. Bertobat berarti berbalik dari dosa-dosa kita dan kembali kepada Tuhan. Itu artinya kita menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk kita, dan kembali ke jalan yang baik dan benar. Jangankan dosa-dosa besar; dosa-dosa kecil pun harus dihentikan, seperti kebiasaan marah, iri hati, dengki, dendam, malas-malasan, masa bodoh, acuh tak acuh, ketidakpedulian, egois, dll. Pertobatan sejati akan memberikan sukacita kepada kita dan orang-orang di sekitar kita. Entah kita sadar atau tidak, pertobatan mendorong kita untuk berekonsiliasi, memperbaiki hubungan sosial kita, mulai dari dalam keluarga, sampai ke lingkungan sosial yang luas. Memiliki hubungan sosial yang baik membantu meningkatkan gaya hidup sehat dengan lingkungan sosial kita. Hal itu akan mempengaruhi peningkatan kesehatan kita sebagai makhluk sosial.
Keempat, Doa. Selama masa Prapaskah, kita diajak untuk semakin tekun berdoa. Berdoa berarti "berkomunikasi" dengan Tuhan. Berdoa bukan saja memanjatkan permohonan untuk berbagai kebutuhan kita. Tetapi, berdoa juga artinya berbicara dengan Tuhan; bersyukur atas semua kebaikanNya yang telah kita terima dan mengungkapkan semua beban atau persoalan hidup kita kepadaNya dengan bebas tanpa adanya ketakutan atau keraguan. Dengan menyerahkan semua beban hidup kita, kita melepaskannya dari diri kita, dan hal itu menjadikan kita lega, bebas, dan hati pun tenang. Denga itu, DOA memberikan kelegaan hati dan pikiran kita, membebaskan kita dari berbagai tekanan emosional dan spiritual. Hal itu tentu dapat meningkatkan kualitas kesehatan jiwa kita.
Kelima, diatas segalanya, keikhlasan dan ketulusan hati dalam menjalankan semua praktek -praktek masa Pra-paskah itu. Kita membutuhkan ketulusan hati dalam menghayati semangat PraPaskah ini. Sebab keikhlasan atau ketulusan hati itu membuat segala pengorbanan kita dalam puasa dan pantang, amal bakti, tobat dan doa-doa kita berkenan kepada Tuhan
Karena itu , saudara sekalian, marilah kita kuatkan niat hati kita untuk menjalankan masa Pra-Paskah ini dengan penuh iman, agar kita tak hanya layak secara spiritual merayakan Paskah tetapi juga kualitas kesehatan jiwa dan raga kita pun semakin baik.
Selamat menjalankan "Retret Agung" masa Pra-Paskah. Semoga segala puasa dan pantang, amal bakti, tobat, dan doa kita berkenan kepada Tuhan agar kita layak merayakan Paskah dengan jiwa dan raga yang sehat, dan layak menerima rahmat Paskah Kristus. Amin. Tuhan memberkati.
RP. Andi, MI
WA 081337063455