Sayang-sayang Berakhir Luka // Cerpen Aldi Jemadut

 Oleh Aldi Jemadut

(sumber.blogspot.com)

Bapak kepala sekola menitip pesan yang amat tajam untuk ibu Reni dan Satu pesan lelucon yang disampaikan beliau adalah “jangan pernah lupa dengan pak Ciko, juga motor supra x 125 yang penuh inspirasi”.


Benarkah mencintai seseorang yang betul-betul serius kita cintai berakhir luka? Yeah, bisa jadi benar. Saya sendiri pernah mengalami hal demikian. Ataukah teman-teman juga mengalami hal demikian? Demikian pertanyaan menarik ibu Reni bagi teman yang sekampus dengannya. Setiap hari ibu Reni selalu menggunakan waktu kosong dengan baik. Ia selalu merangkai kata demi kata hingga menyatu dalam paragraf yang apik. Begitu banyak orang yang senang dengan coretan-coretan menariknya melalui media temannya. Rupanya ibu Reni seorang sastrawan muda. Bukan hanya di media online, media cetak pun penuh dengan coretan menariknya. Semuanya tentang cinta.  

Sebagai sastrawan muda, Ia tentu memiliki banyak teman, juga banyak orang yang berkenalan dengannya. Padahal, setiap hari Ia santai-santai saja. Pulang kampus duduk depan teras kos sambil bertik-tok. Tidak pernah membaca buku.

Baca juga Opini Mengenang Hari Kartini

Suatu ketika, setelah selesai kuliah di tanah Jawa, Ia pulang kampung. Ia melamarkan diri disalah satu sekolah menengah atas, sebagai guru sastra. Tentunya ibu Reni diterima, karena di sekolah tersebut sangat membutuhkan sosok sepertinya. Di sekolah tersebut, ibu Reni berkenalan dengan banyak guru yang lebih tua darinya. Bahkan adalah yang lebih kritis dari ibu Reni. Selama mengajar di sekolah tersebut, ibu Reni selalu diganggu oleh anak murid yang nakal. Mungkin kecantikan ibu Reni, anak murid selalu menggodainya. Setiap kali ibu Reni mengajar, seorang murid bernama Rino selalu bermain mata dengannya. Kadang-kadang ibu Reni gagal fokus dalam mengajar. Rino orangnya suka mengganggu cewek, apalagi orang yang baru di sekolah tersebut. Tidaklah heran, Rino dan teman-temannya selalu mengganggu ibu Reni. Bisa jadi, mereka mencoba mental dari ibu Reni.

Ibu Reni hampir putus asa dan tidak mau melanjutkan mengajar di sekolah tersebut. Ia cape dengan muridnya.

Kurang lebih, ibu Reni sudah setahun mengajar di sekolah menengas atas tersebut. Ia berkenalan dengan seorang guru muda, namanya pak Ciko. Pak Ciko adalah seorang guru muda yang baru selesai dari kampus ternama di tanah Jawa. Ia seorang guru pendidikan kewargaan negara atau PKN. Setiap hari ibu Reni dan pak Ciko selalu pulang bersama dari sekolah. Pak Ciko pun tidak membonceng ibu Reni menggunakan motor supra x 125. Selama sebulan lebih, mereka pulang dan pergi sekolah selalu bersamaan. Rupanya mereka berdua sama-sama memiliki perasaan. Takut mengungkapkan siapa duluan.

Baca juga Puisi Ruteng dan Ceritanya

Waktu itu malam Minggu, ibu Reni mengirim pesan lewat whatsaap kepada pak Ciko. “Malam kak, besok kakak ke Gereja? Kalau kakak pergi besok jangan lupa jemput saya em, ehhehe”, pesan dari ibu Reni untuk pak Ciko lewat whatsaap, ditutupi emotion smille. “Malam juga ibu, ok ibu besok saya akan jemput. Jangan lupa poles gincu yang tebal dan ukir alis yang rapi, hehhe”, pak Ciko membalas dengan sedikit guyonan.

Keesokan harinya, mereka barengan ke Gereja untuk pergi misa. Mereka menggunakan motor supra x 125 yang dimiliki pak Ciko, motor melaju pelan di pendakian menuju Gereja, asap motor tua itupun ikut mengejar mereka pelan pelan.

Hampir setahun lebih mereka berpacaran. Ibu Reni berpamit dari sekolah menengah atas yang Ia abdi selama dua tahun. Ibu Reni berpindah tugas yang cukup jauh dari kampung kelahirannya. Ia salah satu guru muda yang lolos PPPK. Tentu pak Ciko ikut bangga dan bahagia, disisi lain Ia juga merasa sedih karena ibu Reni berpindah tugas. Guru yang lain merasa sedih dan tentu mereka juga bangga dan bahagia. Bapak kepala sekola menitip pesan yang amat tajam untuk ibu Reni dan Satu pesan lelucon yang disampaikan beliau adalah “jangan pernah lupa dengan pak Ciko, juga motor supra x 125 yang penuh inspirasi”.

Sebelum ibu Reni pergi dari rumah menuju tempat baru ia menelpon pak Ciko. Pak Ciko tak kunjung angkat. Padahal pak Ciko lagi asyik dengan cewek lain di sebuah taman. Rupanya mantan waktu kuliahnya di tanah Jawa. Ibu Reni telepon tanpa hanti, namun pak Ciko malah menolaknya dan arsip semua chat whatsaap dari ibu Reni.

Hari mau pagi, ibu Reni bangun untuk membantu ibunya. Ia melihat meraip handphone miliknya diatas meja belajar dalam kamarnya. Ia melihat tujuh pesan masuk dari teman gurunya. Pesan masuk tersebut berupa foto-foto kemesraan pak Ciko dengan cewek barunya. Foto-foto yang membuat ibu Reni menangis dan menyesal campur kecewa. Hari yang cerah berubah jadi mendung. Ibu Reni tidak keluar kamar seharian. Ia cukup kecewa dengan pak Ciko. Padahal baru sehari tidak jalan bersama, lalu Ia dengan cewek lain. Ibu Reni tentu menghapus semua foto kemesraan bersama pak Ciko. Bahkan ibu Reni mengambil dan membakar semua foto pak Ciko yang bergantung rapi dalam kamarnya. Baju, sepatu, dan semua barang yang diberikan pak Ciko, Ia membakarnya tanpa sisa satu pun. Ibu Reni sangat kecewa. Boleh sayang-sayang tapi berakhir luka.



Jangan lupa share dan tinggalkan jejak di kolom komentar. Terima kasih!!!


wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook