Cerpen "Kuah Kosong di Hari Wisuda" || Logophile



Hari itu, Natalia berwisuda dengan senyum yang manis, dikelilingi oleh teman-teman dan keluarga. Saya, sebagai tukang ojek langganannya, hanya bisa menonton dari kejauhan, dengan hati yang berat. Saya tidak bisa menahan air mata ketika melihatnya berfoto dengan orang lain, dengan senyum yang sama seperti yang pernah dia berikan kepada saya.

Saya merasa seperti kehilangan sesuatu yang berharga, sesuatu yang tidak bisa saya gantikan. Saya ingat saat-saat kami berdua, saat saya mengantarnya ke kampus, ke perpustakaan, ke tempat konsultasi skripsi. Saya merasa seperti saya sudah menjadi bagian dari hidupnya, tapi ternyata saya hanya seorang tukang ojek biasa.

Saya ingat saat pertama kali kami bertemu, di taman kota yang indah. Kami berdua duduk di bangku, berbicara tentang kehidupan, tentang impian, tentang masa depan. Saya merasa seperti saya sudah menemukan seseorang yang spesial, seseorang yang bisa memahami saya.

Tahun-tahun berlalu, dan kami semakin dekat. Saya selalu mengantarnya ke mana pun dia pergi, dan kami selalu berbicara tentang kehidupan. Saya merasa seperti saya sudah menemukan cinta sejati, tapi ternyata saya salah.

Saya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, tidak ingin melihat lagi Natalia yang sudah menjadi orang lain. Saya kembali ke ojek saya, dengan hati yang berat dan air mata yang masih mengalir. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi saya tahu saya harus melupakan Natalia dan mencari cinta yang sebenarnya.

Saya memulai mesin ojek, dan melaju meninggalkan tempat itu. Saya tidak tahu kemana saya akan pergi, tapi saya tahu saya harus meninggalkan kesedihan ini di belakang. Saya harus mencari cinta yang sebenarnya, cinta yang bisa membuat saya bahagia.


Penulis || Logophile 
Editor || Redaksi 

wartatulis

wartatulis

إرسال تعليق

أحدث أقدم

Slider

Recent in Sports

3/recentposts

Wisata

Favourite

News Scroll

Subscribe Us

Pages

Facebook